Wednesday, March 28, 2007

KataKata Si KutuKata


Andaikan semua Nabi, Filsuf dan semua nama-nama besar tenar yang dulu pernah menyusun segala pengetahuan tentang tatacara kehidupan, dan mereka-mereka itu hidup kembali lalu berkunjung ke Negriku, pasti mereka akan tau diri, dan berteriak serentak ˝Kami ternyata hanyalah KutuKataKata

Dan siapapun yang sedang minum kopi disampingku -mungkin saja itu adalah kamu- saat mendengarkan ocehan nyelenehku di atas pasti akan bertanya, ˝Kenapa kamu bilang begitu?˝.

Dan, saya pasti akan menjawab ˝Kita semua, kamu, mereka, saya hanyalah seekor Kutu yang clingak-clinguk dalam belantara rimba raya KataKata!˝. Lalu kuhirup kopi hangat di depanku dan kuisap rokok Ronhill, kegemaranku.

Orang di sampingku itu -mungkin saja itu adalah kamu- pasti akan berkata pula ˝Mereka telah menyumbangkan dan berupaya sebaik yang mereka mampu˝.

Saya akan jawab ˝Saya tahu, dan saya jelas tetap menghormati mereka, siapapun mereka itu... Tetapi karena rasa hormat dan juga karena mereka tak mungkin hidup kembali saat ini untuk berwisata ke Negriku dengan teriakan: Kami ternyata hanyalah KutuKataKata, makanya saya saja yang ´turun tangan´ mendeklarasikan diri ´Akulah KutuKata´, bukan?... Maka itulah mengapa Aku memutuskan untuk membuat blog ´KutuKata´ ini.... ˝

˝Kelihatannya, blog ˝KutuKata˝ ini hanya main-main saja, tidak ada ´ajaran´ apa-apa seperti yang dahulu mereka lakukan...˝

˝Sudah ratusan Kitab Suci tertulis, ribuan teori-teori serta text-text tertulis... Dan kita, saya, kamu, mereka tetap tak lebih dari seekor Kutu yang clingak-clinguk dibelantara rimba-raya KataKata... Lalu untuk apalah saya ini, mau menambah lagi rimbunnya hutan KataKata dalam bentuk ´ajaran´ lagi... Telah kulihat sendiri itu semua, bukan hanya di alam nyata, bahkan di alam maya, semuanya hanyalah hutan KataKata... ˝

Lalu orang disampingku itu-mungkin saja itu adalah kamu- mengatakan ˝Maksudmu itu semua sia-sia?˝.

˝Pikirlah, hanya disaat kamu tidur dan mati, kamu takkan merasakan clingak-clinguk dalam rimba raya hutan KataKata, bahkan berbicara dalam mimpipun kamu takkan mendengarkan KataKata... Tetapi begitu kamu bangun -sebelum kembali- tertidur lagi... KataKata di sekelilingmu mengalir layaknya senjata otomatis saat sedang terjadi perang Balkan. KataKata mengalir deras mulai dari surat khabar, radio, televisi, sinetron, khotbah, ocehan bossmu, ocehanmu sendiri, rengekan anak-anakmu, diskusi tentang menghilangkan ego berlabel A, baku bantah dengan teori menghilangkan ego yang berlabel B... Semuanya KataKata... Menurutmu, apakah itu sia-sia?˝

˝Ada maksudnya semua itu... Semua tergantung kita sendirikan?˝ Jawab orang di sampingku yang mungkin saja itu adalah kamu. (wah, capek juga gua ngomong: Mungkin saja itu adalah kamu.:-)

˝Maka itulah... Lalu, untuk apa saya mau membuat hutan KataKata dalam bentuk ´ajaran´ lagi? Mengapa saya tidak membuat KataKata yang lucu saja... Satu-satunya yang mereka para Nabi dan Filsuf itu belum lakukan adalah membuat hutan KataKata yang lucu, bukan?˝ Kopiku hampir habis...

˝Lha, itukan bukan tugas mereka? Itu urusan Pelawak... ˝... Kamu pasti saudah tau siapa yang bicara ini, deh. Orang di sampingku yang mungkin saja itu adalah kamu. (Gua tadi bilang capek:-)

˝... Hahaha... Justru mereka akan menyesal kenapa tidak jadi Pelawak saja kalau tau ´hasil kreatifitas´ mereka yang berbentuk ´ajaran´ dalam KataKata, hanya dijadikan alasan dan sandaran bagi kita manusia saat ini untuk saling menghitamkan kambing padahal kambing tak salah apa-apa, bahkan kambinglah yang menemukan kopi... Apalagi jika mereka -para Nabi dan Filsuf- itu tau hasil kerajinan mereka manusia menjadikannya alat legitimasi untuk saling gedebak-gedebuk?.... Nah, bukankah saya cuma menggenapkan rasa ´tahu diri´ mereka saja, dengan membuat blog ini bukan? Saya tahu, mereka pasti berterima kasih... ˝. Aku terkekeh, kuhabiskan kopiku hingga ampas-ampasnya. Melirik arlojiku untuk siap-siap lagi berurusan dengan KataKata, melalui telpon atau text-text dalam rangka memenuhi tuntutan beberapa jenis bentuk KataKata: Lubang Kantong dan Lubang Perut, dalam kemasan Kata yang terdengar mentereng: Profesi.

˝Semau elulah,... Bayarin kopi gua yah!...˝ Nah! Yang minta ditraktir kopi ini pastilah kamu:-)

May FUN be with you...

KutuKata

No comments: